Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Humaniora

MASYARAKAT DESA ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN Dyah Respati Suryo Sumunar; Suparmini Suparmini; Sriadi Setyawati
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 22, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.876 KB) | DOI: 10.21831/hum.v22i2.19929

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi lingkungan fisik dan sosial kemasyarakatan Desa Adat Tenganan Pegringsingan, serta cara masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan dalam mengelola lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat, kepala desa, kepala adat, dan anggota masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak Desa Tenganan berada pada kawasan perbukitan dengan topografi kasar. Pemukiman Tenganan dibagi menjadi tiga Banjar adat, yaitu Banjar Kauh, Banjar Tengah, dan Banjar Kangin. Banjar Kangin disebut juga Banjar Pande, yang dibagi lagi menjadi dua pemukiman, yaitu Pande Kaja dan Pande Kelot. Masyarakat tradisional Bali Aga di Desa Tenganan masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat dari leluhur yang dilaksanakan secara turun temurun, termasuk dalam pengelolaan kawasan dan lingkugannya. Masyarakat Desa Tenganan menjunjung tinggi Ajaran Tri Hita Karana yang merupakan salah satu ajaran dalam agama Hindu yang pada intinya mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya
PELESTARIAN LINGKUNGAN MASYARAKAT BADUY BERBASIS KEARIFAN LOKAL Suparmini Suparmini; Sriadi Setyawati; Dyah Respati Suryo Sumunar
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 18, No 1: April 2013
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1405.825 KB) | DOI: 10.21831/hum.v18i1.3180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang upaya pelestarian lingkungan masyarakat Baduy yang tinggal dan berada di Desa Kanekes, Kecama- tan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Metode deskriptif kualitatif dilakukan sebagai pendekatan penelitian. Kearifan lokal dikaji sebagai basis dalam penelitian ini, khususnya dalam upaya pelestarian lingkungan pada masyarakat Baduy. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan beberapa narasumber. Analisis data secara kualitatif melalui, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kehidupan suku Baduy masih sangat tergantung pada alam dan senantiasa menjaga keseimbangan alam. Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam mengelola sumberdaya alam antara lain terlihat dari aturan pembagian wilayah menjadi tiga zona, yaitu zona reuma (permukiman), zona heuma (tegalan dan tanah garapan), dan zona leuweung kolot (hutan tua). Hubungan antar aspek kehidupan masyarakat Baduy di Kanekes memiliki integrasi yang sinergis dalam menciptakan kehidupan yang berkelanjutan. Pandangan masyarakat Baduy relatif sama terhadap hubungan antara kehidupan sosial budaya, ekonomi, serta pengelolaan lingkungan. Adat istiadat sebagai bagian dari kearifan lokal masih dipegang dengan sangat kukuh oleh masyarakat Baduy, dan adat istiadat tersebut telah menjadi benteng diri bagi masyarakat Baduy dalam menghadapi modernisasi, termasuk dalam hal melestarikan lingkungannya. Bentuk perilaku pelestarian lingkungan dan konservasi yang dilakukan oleh masyarakat Baduy, antara lain meliputi: (1) sistem pertanian, (2) sistem pengetahuan, (3) sistem teknologi, dan (4) praktik konservasi. Kesemuanya itu dilakukan dengan mendasar- kan pada ketentuan adat dan pikukuh yang telah tertanam dalam jiwa dan dilakukan dengan penuh kesadaran oleh seluruh anggota masyarakat Baduy
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERKIRAAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA YOGYAKARTA Dyah Respati Suryo Sumunar
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 14, No 2: Oktober 2009
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.376 KB) | DOI: 10.21831/hum.v14i2.5024

Abstract

Intention of this research is: (1) Knowing factors what influencing incidence case of disease DBD at one particular area settlement, (2) Knowing how Geographical Information System benefit for the management of data spatial especially related to disease DBD of through estimation of data spatial, and (3) Knowing technological role of remote sensing and Geographical Information System can be exploited to conduct the estimation or estimate to the happening of extraordinary occurrence (KLB) DBD. Method used in this research represents the merger among interpretation aerial photograph and work the field. Interpretation aerial photograph conducted to recognize the habitat of propagation of mosquito through parameter of settlement pattern, settlement density, and vegetation. Work the field conducted for the acquirement of data irrigate, rainfall, and place of exile garbage, beside as correctness for interpretation aerial photograph. Other; Dissimilar data needed by place height, rainfall and density. Analyses the data conducted with the standing method (scoring) and join with others to compile the (overlay) use the geographical information system with the program of Arc View. Result of research indicate that there are five ( 5) class mount the regional crisis to occurrence of KLB DBD, namely class do not crisis, a few/little crisis, rather crisis, crisis, and very crisis. Area which is a few/little crisis represent the widest area, or for the width of 31,83% from all of research area, whereas area which do not crisis is 22,37%, rather area of crisis 24,46%, area crisis 19,84% and area of very crisis is 1,53%. Because area which crisis and rather crisis, crisis and very crisis also wide enough 1489,475 ha (45,63%) hence need there is care early society and Yogyakarta town to epidemic of disease DBD which possibility will be able to generate KLB.
MITIGASI BENCANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BADUY Suparmini Suparmini; Sriadi Setyawati; Dyah Respati Suryo Sumunar
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 19, No 1: April 2014
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.518 KB) | DOI: 10.21831/hum.v19i1.3511

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kearifan lokal masyarakat Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dan (2) kearifan lokal yang berkaitan dengan mitigasi bencana alam gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan kebakaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data secara kualitatif, melalui reduksi data, penyajian data, hingga pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Baduy, tetap memegang kuat kepercayaan dan adat istiadatnya serta meniti hari demi hari dengan penuh kearifan. Kepercayaan dan adat istiadat itu menjadi pikukuh (aturan) yang senantiasa menjadi falsafah hidup dan keseharian masyarakat Baduy. Kearifan lokal masyarakat Baduy berkaitan denganĀ  mitigasi bencana gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan kebakaran tercermin dalam (1) tradisi perladangan, yakni dengan aturan pemilihan lokasi ladang (huma), waktu berladang, tata cara membuka dan membakar lahan, hingga peralatan yang diperbolehkan untuk digunakan. Tradisi perladangan menghindarkan dari bahaya longsor, dan kebakaran. (2) Aturan dan pikukuh dalam membuat bangun bangunan rumah, jembatan, lumbung, dan sebagainya dengan bahan bambu, ijuk, dan kirey tanpa paku. Bangunan didirikan di atas tanah menyesuaikan kontur tanah, didirikan di atas umpak, tidak diperbolehkan mengubah kontur tanah. Hal itu merupakan mitigasi terhadap bencana gempa, longsor, banjir, dan kebakaran.(3) Pembagian zona hutan dalam tiga wilayah sebagai wujud nyata pelestarian ekosistem dan merupakan mitigasi terhadap bencana longsor, banjir, erosi, dan bencana lainnya.